Memasyarakatkan GERMAS Lewat CFD Padang

Car Free Day (CFD) atau Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) pada akhir pekan sudah menjadi kegiatan rutin di banyak wilayah di Indonesia. Esensi utama CFD sendiri jelas untuk memfasilitasi masyarakat untuk berolahraga dan melakukan kegiatan fisik dengan bebas tanpa terganggu kendaraan bermotor serta memberi kesempatan wilayah terkait mendapat pemulihan kualitas udara.
Meski seiring waktu, pelaksanaan CFD juga dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan lain. Seperti yang dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Padang dalam pelaksanaan CFD di Jalan Chatib Sulaiman yang memulai kegiatan perdana pada Minggu, 20 Januari 2019 mulai pukul 06.00 WIB-10.00 WIB dan dibuka secara resmi oleh Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Irwan Prayitno.
Sebenarnya, CFD di Padang sudah ada dan berjalan di kawasan GOR Haji Agus Salim dan tepi Pantai Padang. Namun, kegiatan CFD ini ditambah di Jalan Chatib Sulaiman karena CFD di 2 wilayah itu sudah penuh sesak. “Ini membuktikan, bagaimana masyarakat Kota Padang betul-betul membutuhkan suasana seperti CFD ini. Saya berharap kegiatan ini tidak hanya hari Minggu ini, tetapi bisa berkelanjutan setiap hari Minggu,” harap Irwan.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sumbar, Adib Alfikri, kegiatan CFD di Jalan Chatib Sulaiman dibagi menjadi 3 jalur. Di mana jalur kiri digunakan sebagai jalur untuk lari dan bersepeda atau kegiatan-kegiatan lain yang membutuhkan kecepatan. Sedangkan jalur tengah diperuntukkan bagi pejalan kaki yang ingin menikmati CFD dengan santai. Sementara jalur kanan akan dijadikan sarana pameran dan latihan berbagai cabang olahraga seperti, futsal, basket, panahan, tenis meja, senam, hingga silat dan karate.
Di balik beragam kegiatan olahraga tersebut, kegiatan CFD di Jalan Chatib Sulaiman ini sebenarnya dilakukan untuk menarik dukungan dan apresiasi masyarakat bagi tokoh pahlawan kenamaan Sumatera Barat yang juga menjadi nama jalan tersebut, Chatib Sulaiman. Kegiatan CFD ini, imbuh Irwan, sekaligus memperingati 70 tahun gugurnya Chatib Sulaiman dan memperjuangkannya sebagai pahlawan nasional.
Perjuangan Chatib Sulaiman menjadi salah satu episode dalam masa perjuangan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berlangsung dari 22 Desember 1948-13 Juli 1949, yang dipimpin oleh Syafruddin Prawiranegara. Pada tanggal 15 Januari 1949, para pejuang kemerdekaan akan melaksanakan Salat Subuh, namun mereka diberondong tembakan oleh Belanda. Chatib Sulaiman dan beberapa pemimpin perjuangan beserta puluhan orang lainnya tewas seketika. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai Peristiwa Situjuah.
“Semangat perjuangan Chatib Sulaiman dan para pejuang lainnya, diharapkan menginspirasi gelora masyarakat agar rajin menyemarakkan CFD. Apalagi, kegiatan yang diselenggarakan sangat positif dan menyehatkan masyarakat,” papar Irwan.