Kacamata, Dari Masa Ke Masa

Kacamata pertama kali ditemukan oleh bangsa kota tua Niniwe sekitar 3000 tahun lalu, demikian tulisan pada laman portal berita viva.co.id. Pada zaman itu, kacamata berfungsi sebagai kaca pembesar.
Batu kristal menjadi bahan dasar pembuatan kacamata tersebut dan pemanfaatannya dengan meletakan batu kristal di atas teks untuk mendapatkan huruf yang lebih besar. Perkembangan kacamata kemudian melesat pada abad XII di Cina dan Eropa.
Pada waktu itu, kacamata hanya terdiri atas dua lensa yang disambung tanpa tangkai, lalu di tempelkan dibatang hidung sehingga penggunanya harus memegang kacamata selama memakainya. Inovasi terus dilakukan agar penggunaan kacamata lebih praktis dan nyaman, mulai dari memasang rantai kecil pada kedua sisi kacamata, diikatkan di bagian belakang kepala, ada juga yang mengaitkan kacamata pada topi.
Hingga tercetuslah ide memasang tangkai kacamata yang dapat dikaitkan di telinga pemakainya sehingga pemakai kacamata tidak harus repot untuk selalu memegangi kacamatanya. Bentuk dan model kacamata juga mengalami perubahan mengikuti perkembangan model pada saat itu, dilansir dari laman historia.id.
Uraian berikut akan memberi penjelasan singkat perkembangan kacamata dari masa ke masa.
Kacamata Beryl
Kacamata pertama kali dikenal di Eropa di abad ke-13 M. Pada kacamata ini terdapat dua lensa bulat dalam bingkai yang disambung dengan poros dan gagang logam berbentuk “V”. Tak ada gagang untuk disangkutkan ke telinga seperti kacamata masa kini. Dan lensa bukan terbuat dari kaca, tapi dari mineral Beryl.
Kacamata Lorgnette
Merupakan sepasang kacamata mungil dengan pegangan. Lorgnette diciptakan pada 1770 oleh George Adams I (1709-1772).
Kacamata Bifokal
Kacamata ini memiliki dua bagian di lensanya. Bagian atas untuk melihat jarak jauh, sedangkan bagian bawah untuk jarak dekat. Benjamin Franklin, seorang ilmuan Amerika pada 1784 adalah penciptanya. Kacamata jenis ini biasanya diresepkan untuk orang yang menderita presbyopia.
Kacamata Berlensa Satu (Monocle)
Monocles diperkenalkan pada abad ke-18. Kacamata berlensa satu digunakan dengan cara dipasang pada rongga mata pemakai dan biasanya digantung di leher dengan tali, pita, atau rantai.
Kacamata Warna-Warni
Pada 1913, Sir William Crookes menciptakan lensa berkemampuan menyerap sinar ultraviolet dan inframerah. Pada 1940-an, kemajuan dalam pembuatan plastik membuat berbagai macam kacamata tersedia dalam setiap warna pelangi.
Kacamata Berlensa besar
Pada abad ke-20, kacamata dianggap bagian dari pakaian seseorang. Kacamata ini memiliki lensa yang besar. Bahkan ibu negara AS pada 1961-1963, juga ikut mempopulerkan lensa besar.
Kacamata Berlensa Plastik
Sejak 1980-an inovasi menghasilkan lensa plastik berkualitas tinggi. Bahan plastik dianggap lebih ringan dan lebih aman untuk dipakai dibanding kaca.
Kini kacamata tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu tetapi juga menjadi trend pelengkap fashion style atau aksesoris mode kekinian. Beragam model frame yang lebih bervarisi bermunculan namun tetap mengutamakan fungsi utamanya sebagai alat bantu melihat bagi yang menderita gangguan mata dan juga sebagai pelindung mata dari paparan sinar ultraviolet
Editor : Prima Restri