Galat basis data WordPress: [Duplicate entry '8388607' for key 'wpv2_visitors_stat.id']
INSERT INTO `wpv2_visitors_stat` (`time`, `ip`) VALUES ('1695397574', '3.236.237.61')

Lelah yang Tak Berujung (Melawan Pandemi) » MediaKom
Agustus 2020Media Utama

Lelah yang Tak Berujung

Minggu (14 Maret 2020) adalah hari yang tak akan pernah dilupakan oleh dr. Baskoro Justicia Prakoso, Sp.PK, staf medik fungsional di Instalasi Patologi Klinik dan Bank Darah Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita.

Hari itu, untuk pertama kalinya dia menjalankan tugas sebagai petugas pengambilan swab bagi pasien terduga Covid-19.

Ia menceritakan, saat melakukan pengambilan swab tersebut, dirinya belum mendapat pelatihan khusus. Pengalaman melakukan swab hanya didapat ketika mengikuti pelatihan yang dilakukan Labkesda, itu pun sebatas teori dengan penjelasan dari penanganan kasus flu burung yang terjadi beberapa tahun lalu.

“Swab waktu itu masih swab yang orofaring (melalui saluran mulut) saja, belum yang nasofaring (melalui saluran hidung). APD juga masih belum pakai masker N95, masih pakai masker bedah biasa yang di-double dengan masker bedah yang terdapat plastik mika di maskernya untuk melindungi bagian mata. Jadi, belum pakai faceshield yang ada topinya,” kata dr. Baskoro.

Saat itu, lanjut dr. Baskoro, swab nasofaring belum banyak beredar sehingga pengambilan sampel swab nasofaring dilakukan dengan menggunakan swab orofaring. Tantangannya pun cukup berat, karena dengan diameter swab yang cukup besar petugas berusaha tetap memasukkannya ke rongga hidung sampai ke nasofaring.

“Walaupun sedikit tidak nyaman bagi pasien, tetapi kami berhasil tidak membuat luka/perdarahan pada hidung pasien,” sebut dr. Baskoro.

Pada awal menerima pasien Covid-19, mereka hanya dibekali APD ala kadarnya. Alhasil petugas terpaksa menggunakan jas hujan sebagai salah satu upaya melindungi diri dari kemungkinan terkena droplet saat men-swab pasien.

“Walaupun panas dan basah kuyup setelah berjam-jam melakukan swab, dan suka diketawain oleh petugas-petugas rumah sakit lain, tapi kami merasa itu lebih aman dibandingkan gaun bedah disposable, karena masih banyak bagian badan yang tidak tercover,” kenang dr. Baskoro.

Dadakan”

Baskoro menambahkan, ketika belum mendapat bantuan faceshield, seorang rekan sejawatnya berkreasi membuat faceshield “dadakan” menggunakan plastik klip ukuran besar dan dilubangi bagian atas dan belakang. Hal tersebut dilakukan untuk melindungi wajah dari paparan droplet atau aerosol ketika harus mengambil sampel swab.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *