SIM MANGKIR, Aplikasi Percepat Eliminasi TBC Diresmikan
Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pasien TBC Mangkir (SIM MANGKIR) diresmikan. Aplikasi ini dapat memantau pasien kasus TBC di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Bandung.
Peresmian aplikasi SIM MANGKIR ini digelar di Gedung BBKPM Bandung pada Sabtu, 27 Maret 2021. Kegiatan ini diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia yang jatuh setiap tanggal 24 Maret.
“Saya ucapkan terima kasih serta penghargaan kepada BBKPM Bandung dan pemerintah daerah yang tetap konsisten dalam komitmennya upaya penanggulangan TBC di wilayah kerjanya melalui berbagai program. Hal ini merupakan upaya nyata dalam upaya kesehatan masyarakat dalam penanggulangan TBC,” kata Sekretaris Jenderal Kemenkes drg. Oscar Primadi, MPH, seperti dikutip dari rilis Kemenkes.
SIM MANGKIR adalah sistem informasi manajemen berbasis teknologi informasi yang dikembangkan BBKPM Bandung untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien TBC melalui pemantauan kasus pasien TBC yang mangkir berobat di BBKPM Bandung. Inovasi aplikasi ini dibuat karena masih tingginya kasus drop out pasien TBC, terlambatnya pelacakan kasus TBC mangkir, risiko meningkatnya kasus TBC Resisten Obat, rendahnya angka keberhasilan pengobatan TBC, dan data pasien TBC mangkir yang belum terintegrasi.
Tujuan adanya SIM MANGKIR antara lain untuk mengurangi angka ketidakpatuhan pengobatan TBC, mengurangi drop out kasus TBC, mengurangi kemungkinan menjadi TBC Resisten Obat dan untuk mendukung percepatan pencapaian eliminasi TB 2030.
Aplikasi ini merupakan tindak lanjut dari 3 arahan Presiden RI, Joko Widodo. Tiga arahan tersebut yaitu pertama, pelacakan secara agresif dalam menemukan penderita TBC yang diselaraskan dengan program proses pencarian untuk COVID-19 secara rutin. Kedua, mengenai pelayanan diagnostik maupun pengobatan TBC harus dilakukan sampai pasien tersebut sesuai aturan Pemerintah. Ketiga, upaya pencegahan, preventif, dan promotif untuk mengatasi TBC harus melalui lintas sektor, termasuk dari sisi infrastruktur.
Sementara itu, masih di kesempatan yang sama, Kepala BBKPM Bandung, Dr. drg. Maya Marinda Montain mengatakan SIM MANGKIR merupakan satu dari berbagai upaya pelayanan yang dilakukan BPPKM Bandung, mulai dari pemberdayaan masyarakat dengan Inovasi Desa Siaga TBC di Garut, Peningkatan Kapasitas seluruh stakeholder seperti dengan melaksanakan Pelatihan Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) di fasilitas pelayanan kesehatan dan program lainnya.
“SIM MANGKIR terkait dengan kepatuhan obat untuk pasien TBC RO (Resisten Obat). Dengan adanya fungsi notifikasi, SMS gateway, memberikan informasi pengobatan, jadwal berkunjung dan menjadi reminder kepada pasien, jika belum berkunjung akan muncul notifikasi kepada petugas melalui telegram dan akan ditelepon dan jika belum ada respon maka terakhir akan dikunjungi secara langsung oleh petugas,” ujar Maya.
Hasil evaluasi penggunaan SIM MANGKIR di BBKPM Bandung yang dilakukan pada tahun 2019 dan 2020 telah berhasil mengembalikan lebih dari 70 % pasien TBC yang mangkir untuk kembali berobat dan menekan potensi pasien TBC yang drop out hingga > 85 %.
Rencana ke depan, SIM MANGKIR akan mengembangkan mobile system, fitur dan laporan SIM MANGKIR online. Selain itu, SIM MANGKIR juga diharapkan dapat direplikasi oleh fasyankes dan dinas kesehatan dan terintegrasi dalam Software Sistem Informasi TB (SITB).
Penulis: Faradina Ayu