Terobosan Budaya Layanan Publik

Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Yogyakarta telah mencapai delapan target seperti yang tertuang dalam dokumen Rencana Aksi Kinerja periode 2020-2024. Target ini setiap tahun tertuang dalam dokumen Perjanjian Kinerja antara Kepala Balai dengan Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. Hal ini disampaikan Kepala Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Yogyakarta Dr. dr. Irrene, M. K. M., dalam wawancara tertulis dengan Mediakom pada 6 April lalu.
“Terdapat delapan target kinerja yang tertuang pada dokumen perjanjian kinerja telah mampu dicapai, bahkan terlampaui, sehingga diprediksi target ini akan tercapai sampai periode 2024,” ujar Irrene.
Menurut Irrene, hingga April 2021, delapan indikator itu telah menghasilkan rekomendasi atas surveilans berbasis laboratorium yang mampu diimplementasikan atau dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, baik internal maupun eksternal, di wilayah layanan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Ini termasuk indikator pengembangan teknologi tepat guna jenis baru, yaitu desain responsif terhadap pandemi COVID-19 saat ini.
Irrene menjelaskan bahwa lembaga yang dipimpinnya mempunyai layanan unggulan berupa layanan laboratorium, respons cepat kejadian luar biasa, teknologi tepat guna, dan magang. “Sampai saat ini, kami unggul bila dibandingkan dengan satuan kerja balai lain, terutama pelayanan laboratorium yang telah menggunakan dukungan teknologi informasi melalui aplikasi elektronik Sistem Informasi Data Terpadu (eSIMDADU), menu elektronik Sistem Informasi Laboratorium (eSIL) yang mampu mempercepat proses registrasi sampel masuk, serta memberikan kemampuan telusur atas dokumen.”
“Pelayanan laboratorium kami mampu menyampaikan kemajuan pemeriksaan kepada pelanggan sampai dengan waktu terbitnya produk akhir laporan hasil uji melalui aplikasi eSIMDADU menu elektronik Layanan Pelanggan (ELANG),” kata Irrene.
Saat ini, eSIMDADU telah direplikasi oleh balai serupa seperti di Medan, Palembang, Surabaya, Jakarta, dan Manado. Adapun teknologi tepat guna mereka telah memiliki paten dan hak cipta. Untuk prioritas pelayanan, kata Irrene, balainya akan meningkatkan pemenuhan ketepatan waktu penyelesaian pemeriksaan sampel uji laboratorium, penanganan uji pemeriksaan sampel COVID-19, penanganan kejadian luar biasa kurang dari 24 jam, dan penyiapan laboratorium rujukan antraks pada 2021.
Layanan Publik
Menurut Irrene, untuk membangun pelayanan publik yang baik sekurang-kurangnya ada lima unsur yang harus mendapat perhatian, yaitu responsif, transparan, inovasi, fasilitas layanan, pemantauan, dan evaluasi. Secara khusus balai ini mengusung moto maklumat pelayanan “kaji, uji, dan solusi melayani dengan sepenuh hati”.
Unsur responsifnya berupa para petugas, mulai dari satuan pengamanan hingga di loket pelayanan, dapat melayani masyarakat secara cepat dan tepat. “Kami menanamkan budaya senyum, sapa dan salam di tiap lini pelayanan sebagai bentuk melayani dengan sepenuh hati saat berinteraksi dan melayani masyarakat,” kata Irrene.
Petugas juga menggali keluhan pelanggan melalui dialog dan temu pelanggan secara periodik. Hal ini untuk merespons keluhan mereka melalui media dalam jaringan (daring) maupun kotak saran. “Untuk bentuk responsif terhadap situasi pandemik Covid-19, kami segera melakukan penyesuaian jadwal pelayanan, pengaturan sumber daya manusia laboratorium, dan penyiapan sarana lain, termasuk loket baru khusus Covid-19,” kata Irrene.
Transparan menjadi unsur kedua dari seluruh prosedur dan tata cara pelayanan, persyaratan, waktu penyelesaian, tarif, dan hal lain yang berkaitan dengan proses pelayanan. Semuanya diinformasikan secara terbuka kepada masyarakat dengan memperbarui konten situs web dan media sosial balai.