Galat basis data WordPress: [Duplicate entry '8388607' for key 'wpv2_visitors_stat.id']
INSERT INTO `wpv2_visitors_stat` (`time`, `ip`) VALUES ('1685755976', '35.172.111.47')

Hidup Bermanfaat Bagi Orang Lain » MediaKom
LenteraMei 2021

Hidup Bermanfaat Bagi Orang Lain

Hidup tidak hanya menerima tapi juga memberi. Memberi manfaat bagi hidup orang lain bisa dengan cara-cara sederhana. 

Ada yang lain dari acara pisah sambut Kapolres Padang Panjang, AKBK Cepi Noval pada September 2019 lalu.  Seorang gadis kecil tiba-tiba menyeruak masuk ke barisan polisi yang tengah mengikuti kegiatan perpindahan jabatan Kapolres Padang Panjang ke AKBP Sugeng Hariyadi. 

Gadis kecil itu ternyata seorang penjual kue Onde-onde. Cepi ternyata sering membeli dagangan onde-onde milik gadis kecil itu bahkan suka memborong habis. Dengan membawa barang dagangannya di atas kepala, ia menangis menghampiri Cepi. AKBP Cepi pun tampak berusaha menenangkan dengan mengusap kepala gadis kecil itu. 

Seperti dikutip dari video Youtube Tribunnews.com, pada pertemuan itu, Cepi menyampaikan agar setelah dirinya pergi, ada yang meneruskan tugas membeli dagangan gadis kecil ini. Kelak suatu saat dia berjanji akan kembali kesini untuk mengecek keadaannya. 

Sepenggal cerita tentang Cepi dan gadis kecil ini memang sempat viral di dunia maya. Mengambil hikmah dari cerita itu, bagaimana seseorang berusaha memberikan manfaat hidupnya kepada orang lain yang membutuhkan, tak terkecuali kepada gadis kecil yang berusaha bertahan hidup dan meneruskan sekolahnya. 

Tiga Model Manusia

Dalam interaksi antar sesama manusia sehari-hari, sekurang-kurangnya ada tiga model yang berkembang di masyarakat. Pertama, keberadaan seseorang bisa membuat susah orang lain dan ketiadaannya membuat bahagia orang di sekitarnya. Kedua, kehadiran dan kepergian seseorang tidak terasa manfaatnya dan ketiga, keberadaan orang itu membuat bahagia dan kepergiannya dirindukan.

Jika dibahas masing-masing, maka pertama; tipologi seseorang model ini, keberadaannya selalu membuat susah siapa saja yang berinteraksi dengannya. Ketika berada di rumah, membuat susah anggota keluarga. Misalnya, merusak hubungan silaturahmi, merusak ketenteraman rumah tangga, sedikit-sedikit hanya marah dan marah. Mau menang sendiri, tak peduli saran dan kondisi orang lain, termasuk kepada istri, suami, anak dan cucu sendiri. 

Ketika berada di tengah masyarakat, mereka hanya dikenal sebagai pribadi yang menimbulkan onar dan kekacauan. Semua sikap dan tingkah lakunya hanya menimbulkan kerusakan, kebisingan, kegaduhan dan kerugian orang lain secara moral maupun material. Karena perilakunya tersebut membuat orang lain menghindar darinya.

Bila di tempat kerja, juga tidak patuh aturan. Tidak produktif, tidak disiplin, bekerja semaunya sendiri. Akibatnya merugikan tempat kerja, baik lembaga maupun kinerjanya. Sehingga orang seperti ini akan berakhir dengan pemecatan dengan tidak hormat oleh lembaga tempat mereka bekerja. Kemudian diusir oleh keluarga dan terkucil dari pergaulan masyarakat. Bila orang seperti ini hilang dari lingkungan, masyarakat merasa bahagia dan bersyukur. 

Kedua; tipologi interaksi orang model ini, keberadaannya tidak terasa manfaatnya juga tidak menyusahkan orang lain. Mereka lebih banyak fokus pada urusan dan kepentingan diri sendiri. Tidak peduli dengan urusan orang lain, tapi juga berusaha tidak mengganggu dan menyusahkan orang lain. Mereka ini sangat minim keterlibatan atau interaksi dengan orang lain, termasuk dalam hal urusan pergaulan yang bersifat sosial. 

Mereka berusaha tidak bergantung pada orang lain. Kalau ada urusan, kepentingan dan kebutuhan diri, Ia berusaha menyelesaikan sendiri. Ada rasa tinggi hati kalau meminta bantuan orang lain, baik tetangga atau anggota keluarga lain. Prinsipnya, tidak mau bergantung pada orang lain, merepotkan orang lain, juga tidak mudah membantu orang lain, kecuali terpaksa. Sehingga ada dan tiada, mereka ini tidak bermakna apa-apa dalam kehidupan masyarakat. 

Ketiga; tipologi interaksi orang model ini, sebagai apapun keberadaannya selalu memberi manfaat kepada orang banyak di lingkungannya, apalagi kepada orang miskin dan duafa. Memiliki kepedulian yang tinggi dengan sesama. Selalu berusaha memberi kontribusi kebaikan kepada orang lain dan lingkungan seoptimal mungkin, sesuai dengan kemampuan.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *