Teknologi Canggih Untuk Jemaah Haji

Pemerintah Arab Saudi menggunakan sejumlah alat canggih, seperti kartu dan gelang pintar, untuk mengamankan pelaksanaan ibadah haji. Mencegah penularan penyakit COVID-19.
Sejak pandemi COVID-19 melanda Arab Saudi, kegiatan ibadah haji dibatasi secara ketat. Pada tahun 2020, hanya 10 ribu orang yang diizinkan untuk melaksanakan ibadah haji. Tahun ini, 60 ribu orang diperboleh ikut tapi hanya diperuntukkan bagi umat muslim yang tinggal di wilayah kerajaan Arab Saudi. Mereka adalah penduduk berusia 18 hingga 65 tahun dan sudah divaksin COVID-19.
Meski sudah melakukan pembatasan jumlah jemaah, pemerintah Arab Saudi juga meningkatkan kualitas layanan agar jemaah aman dari penularan COVID-19. Setidaknya ada tiga teknologi canggih yang mendampingi jemaah haji tahun ini. “Ketika jamaah tiba, mereka memiliki akses langsung ke kartu pintar, gelang pintar, dan layanan robot pintar. Semuanya dimaksudkan untuk membuat haji menjadi pengalaman yang lebih nyaman,” demikian laporan media Arab Saudi, Arab News, pada 21 Juli lalu.
Kartu Pintar
Menurut Arab News, kartu pintar ini dikeluarkan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dengan fitur seperti komunikasi jarak dekat dan barcode yang menyimpan informasi pribadi, medis, dan tempat tinggal pengguna. Kartu ini juga dapat memandu pengguna ke tempat tinggal mereka serta memeriksa rute perjalanan dan jadwal haji. Melalui kartu ini, peziarah juga dapat memilih makanan sehari-hari, yang akan membantu mereka menghindari tempat-tempat ramai.
Kartu pintar juga dapat ditautkan dan dibaca melalui aplikasi Sha’ir, yang juga akan membantu pihak berwenang dalam menyediakan layanan apa pun yang diminta. Menurut Direktur Pusat Media Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, Hamad Al-Eshiwan, kartu pintar ini diproduksi secara lokal dan diberikan kepada para jemaah tahun ini. Pemerintah juga berencana untuk menyediakannya bagi jemaah haji dan umrah di masa depan. “Kami juga akan menyediakan teknologi ini kepada perusahaan haji internasional lainnya, untuk klien haji dan umrah di masa depan,” ujar Hamad, seperti dikutip Arab News.
Gelang Pintar
Teknologi modern kedua yang mendampingi jemaah haji tahun ini adalah gelang pintar yang dikeluarkan oleh Otoritas Data dan Kecerdasan Buatan Saudi (SDAIA) yang bekerja sama dengan Program Layanan Tamu Tuhan dalam kemitraan dengan Saudi Telecom Company Group (STC). Gelang berbentuk jam tangan ini dibagikan kepada sekitar lima ribu jemaah. Layanannya mencakup semua data pribadi seorang peziarah, termasuk status kesehatannya yang terkait COVID-19. Selain itu juga terdapat fitur GPS dan teknologi Internet of things.
Menurut Presiden SDAIA, Abdullah bin Sharaf Al-Ghamdi, jemaah haji yang memakai gelang ini dapat memeriksa detak jantung dan tingkat oksigen mereka. “Mereka juga dapat meninjau status kesehatan mereka karena gelang ini terhubung dengan aplikasi Tawakkalna,” kata dia.
Melalui gelang pintar ini, jamaah juga dapat melaporkan masalah keamanan atau mencari bantuan dari pusat kendali, yang beranggotakan perwakilan dari berbagai otoritas kesehatan, keamanan, dan haji Saudi. “Pusat ini memantau segala sesuatu yang terjadi pada jemaah, apakah itu masalah keamanan atau kesehatan atau bahkan kecelakaan,” jelas Al-Ghamdi. “Gelang ini juga dapat membantu pihak berwenang mengambil tindakan pada saat dibutuhkan.”