Vaksinasi COVID-19 pada Anak Dimulai

Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Indonesia, mulai memberikan vaksin COVID-19 kepada anak-anak. WHO menilai vaksinasi ini tidak terlalu mendesak.
Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) mengeluarkan rekomendasi pemberian vaksin COVID-19 kepada anak-anak usia 5-11 tahun pada 2 November 2021. Pemerintah Negeri Abang Sam langsung memulai kampanye vaksinasi. “Kami memperkirakan pada akhir hari ini 2,6 juta anak usia 5 hingga 11 tahun akan mendapatkan suntikan pertama mereka; 2,6 juta itu sekitar 10 persen dari populasi anak-anak,” ujar Koordinator Respons Virus Corona Gedung Putih, Jeff Zients, pada 17 November lalu, seperti dikutip CNBC.
Amerika tidak sendiri dalam menjalankan vaksinasi kepada anak-anak. Sejumlah negara di Asia juga telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 kepada anak-anak, seperti Indonesia, Cina, India, Hong Kong, dam Korea Selatan.
Dalam rilis pada awal November, Direktur CDC Rochelle P. Walensky menyatakan dukungannya kepada rekomendasi Komite Penasihat CDC untuk Praktik Imunisasi (ACIP) agar anak-anak diberikan vaksin bikinan Pfizer-BioNTech. Pemerintah Amerika diminta untuk segera memvaksin anak-anak yang lebih muda. “CDC sekarang memperluas rekomendasi vaksin ke sekitar 28 juta anak di Amerika Serikat dalam kelompok usia ini dan memungkinkan penyedia untuk mulai memvaksin mereka sesegera mungkin,” kata lembaga itu.
Menurut CDC, penelitian mereka menemukan efektivitas vaksin Pfizer-BioNTech mencapai 91 persen untuk mencegah penyakit COVID-19 pada anak-anak usia 5-11 tahun. Efek samping vaksin yang ditimbulkan juga ringan, dapat sembuh sendiri, dan mirip dengan yang terlihat pada orang dewasa. Adapun efek samping yang paling umum adalah lengan yang sakit.
Washington Post memberitakan, anak-anak itu akan mendapatkan sepertiga dosis yang diberikan kepada remaja dan orang dewasa. Pfizer-BioNTech menggunakan dosis yang lebih rendah untuk digunakan dalam uji klinis berdasarkan data keamanan, tolerabilitas, dan imunogenisitas. Anak-anak itu juga akan menerima dua dosis dengan jeda 21 hari.
Anak-anak itu harus menerima vaksin sesuai usianya pada hari mereka mendapatkan suntikan. Vaksinasi juga dilakukan dengan jarum yang lebih kecil. Vaksin untuk anak-anak ini didistribusikan dalam kemasan yang berbeda untuk memastikan tidak tercampur dengan dosis orang dewasa.
CDC menyatakan, kasus COVID-19 pada anak-anak dapat mengakibatkan rawat inap, kematian, MIS-C (sindrom inflamasi) dan komplikasi jangka panjang seperti “long Covid“, ketika gejalanya dapat bertahan selama berbulan-bulan. Vaksinasi pada anak-anak ini, menurut CDC, diharapkan akan membantu melindungi mereka dari penyakit COVID-19 dan mengurangi risiko penyakit parah, rawat inap, atau komplikasi COVID-19 jangka panjang.
“Memvaksinasi anak-anak Anda dapat membantu melindungi mereka dari COVID-19 serta mengurangi gangguan pada masa belajar dan aktivitas langsung dengan membantu menghentikan penularan di masyarakat,” kata CDC.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengakui sejumlah manfaat dari vaksinasi terhadap anak-anak dan remaja yang melampaui manfaat kesehatan langsung bagi mereka. Vaksinasi ini, misalnya, akan menurunkan penularan COVID-19 pada kelompok usia ini yang berujung pada mengurangi penularan dari mereka ke orang dewasa. Hal ini juga dapat membantu mengurangi kebutuhan akan langkah-langkah mitigasi di sekolah dan meminimalkan gangguan terhadap pendidikan anak-anak.
WHO mengingatkan bahwa negara-negara harus mempertimbangkan manfaat individu dan populasi anak-anak dan remaja dalam konteks epidemiologi dan sosial khusus mereka ketika membuat kebijakan dan program vaksinasi COVID-19. Data yang dilaporkan ke WHO menunjukkan bahwa proporsi penyakit parah dan kematian akibat COVID-19 pada anak-anak dan remaja lebih sedikit daripada kelompok usia yang lebih tua. Data selama 30 Desember 2019 hingga 25 Oktober 2021 memaparkan bahwa anak-anak usia di bawah usia lima tahun menyumbang 2 persen kasus global dan 0,1 persen kematian global. Anak-anak usia 5-14 tahun menyumbang 7 persen kasus global dan 0,1 persen kematian global. Adapun remaja yang lebih tua dan dewasa muda usia 15-24 tahun menyumbang 15 persen kasus global dan 0,4 persen kematian global.
Data juga menunjukkan bahwa anak-anak dan remaja cenderung memiliki penyakit COVID-19 yang lebih ringan dibandingkan dengan orang dewasa, kecuali jika mereka berada dalam kelompok yang berisiko tinggi terkena COVID-19 parah. Dengan begitu, “Vaksinasi terhadap mereka tidak terlalu mendesak dibandingkan orang yang lebih tua, mereka yang memiliki kondisi kesehatan kronis, dan petugas kesehatan,” kata badan kesehatan dunia itu dalam pernyataan pada 24 November 2021.*
Negara yang Memberikan Vaksin kepada Anak
UNI EROPA
– Uni Eropa menyetujui penggunaan vaksin Pfizer dan BioNTech pada anak usia 5-11 tahun dengan dosis yang lebih rendah daripada orang yang lebih dewasa.
– Belanda telah memvaksin 60 persen anak usia 12-17 tahun.
– Prancis dan Jerman berencana memberikan vaksin pada awal tahun depan.
– Republik Ceko telah memesan vaksin untuk 700 ribu anak usia 5-11 tahun.
– Estonia, Denmark, Yunani, Irlandia, Italia, Lithuania, Spanyol, Swedia, dan Finlandia menawarkan vaksin kepada anak usia 12 tahun ke atas.
EROPA (NON-UNI EROPA)
– Inggris memberikan vaksin kepada anak usia 12-15 tahun tetapi hanya untuk satu dosis kecuali mereka berisiko tinggi atau tinggal dengan seseorang yang berisiko tinggi.
– Swiss menyetujui vaksinasi anak-anak usia 12-15 tahun.
– Norwegia menawarkan satu dosis vaksin kepada anak usia 12-15 tahun.
TIMUR TENGAH DAN AFRIKA
– Yordania dan Afrika Selatan memvaksinasi anak-anak usia 12 tahun ke atas.
– Israel, Uni Emirat Arab, dan Bahrain mulai menawarkan vaksin kepada anak usia 5-11 tahun.
ASIA PASIFIK
– Cina menyetujui vaksin untuk anak-anak tiga tahun ke atas.
– India menyetujui vaksin untuk penggunaan darurat pada anak usia 12 tahun.
– Hong Kong menurunkan batas usia untuk vaksin Sinovac menjadi tiga tahun.
– Korea Selatan, Filipina, dan Australia memvaksinasi anak-anak usia 12 tahun ke atas.
* Indonesia mengesahkan vaksinasi untuk anak-anak usia 12-18 tahun.
* Malaysia sedang mengadakan vaksin untuk anak-anak usia 5-11 tahun.
* Vietnam mulai memvaksin remaja usia 16-17 tahun.
AMERIKA
– CDC Amerika Serikat merekomendasikan vaksinasi untuk anak usia 5-11 tahun.
– Kanada mengizinkan vaksinasi untuk anak-anak usia 5-11 tahun.
– Venezuela memvaksinasi anak-anak usia 2-11 tahun.
– Kolumbia menawarkan vaksin untuk anak usia 12 tahun ke atas.
– Ekuador memvaksin anak-anak usia enam tahun ke atas.
– Brasil mengijinkan anak usia 12 tahun ke atas divaksin.
– Argentina memvaksin anak-anak usia tiga tahun ke atas.
– Chile dan El Salvador mulai memvaksin anak-anak usia 6-11 tahun.
– Kosta Rika mewajibkan vaksinasi untuk anak-anak usia lima tahun ke atas.
– Kuba telah memvaksin anak-anak usia dua tahun ke atas.
Sumber: Reuters