Galat basis data WordPress: [Duplicate entry '8388607' for key 'wpv2_visitors_stat.id']
INSERT INTO `wpv2_visitors_stat` (`time`, `ip`) VALUES ('1679593325', '34.232.63.94')

Biji Kacang di Dalam Hidung » MediaKom
Arsip e-MagazineJanuari 2022Media Utama

Biji Kacang di Dalam Hidung

Kegawatdaruratan pada telinga, hidung, dan tenggorok kerap kita jumpai, seperti benda asing yang masuk hidung atau telinga. Dapat mengakibatkan perdarahan dan gangguan lain.

Di sebuah ruang unit gawat darurat salah satu rumah sakit di Jakarta Timur, seorang anak menangis sambil meronta-ronta untuk mencoba melepaskan tangan dari pegangan orang tuanya. Sang ibu berusaha menenangkan dia agar dokter dapat memeriksa hidungnya. Rupanya ada biji kacang hijau yang masuk ke lubang hidung anak lima tahun itu. Kasus ini merupakan contoh kegawatdaruratan pada telinga, hidung, tenggorok (THT) yang kerap kita jumpai.

Selain hidung, kegawatdaruratan telinga juga cukup banyak terjadi. Penelitian Nadhira Novita (2018) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Pusat Dr. M. Djamil, Padang, misalnya, menemukan 70,1 persen pasien THT datang dengan keluhan masuknya benda asing, khususnya di telinga (22,2 persen), dengan jenis benda asing terbanyak (18,6 persen) adalah kapas korek kuping atau cotton bud.

Telinga

Telinga adalah salah satu organ tubuh yang sensitif. Bila ada benda asing yang masuk ke telinga akan dapat berdampak fatal. Alat pendengaran ini akan tersumbat dan terganggu fungsinya. Dr. Raden Ayu Anatriera, M.P.H., Sp.T.H.T.-K.L., pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, menyatakan, pasien di instalasi gawat darurat bisa datang dengan keluhan tertusuk atau kemasukan benda asing seperti baterai jam dan serangga. “Baterai ini bersifat korosif sehingga bila masuk ke telinga harus segera diambil. Bisa juga kemasukan serangga. Ada semut yang suka mengais-ngais sehingga telinga akan gatal, nyeri, dan berdengung. Tidak nyaman,” kata Ayu saat ditemui Mediakom pada Kamis, 20 Januari lalu.

Telinga juga kerap menjadi tuli mendadak. Hal ini belum dapat dipastikan penyebabnya dan perlu ditelusuri lebih lanjut penyebabnya. “Bisa karena infeksi virus dadakan atau kokleanya bengkak, yang belum tau mengapa. Ini harus langsung dirawat agar tidak kehilangan pendengaran secara permanen,” kata Ayu. Koklea adalah saluran berbentuk seperti cangkang siput di dalam telinga.

Gendang telinga, salah satu bagian penting telinga, bisa berlubang akibat cedera langsung, misalnya dengan memasukkan cotton bud ke dalam telinga, atau terkena benda tumpul lain. Penelitian W. A. Adegbiji dkk. terhadap 529 penderita cedera pada gendang telinga yang diterbitkan di Nigerian Journal of Clinical Practice pada 2018 menunjukkan bahwa gejala yang paling umum diderita pasien adalah otorrhea atau keluarnya cairan dari telinga (81,5%), diikuti oleh otalgia atau nyeri di telinga (72,8 persen) dan tinnitus  atau telinga berdenging (55,7 persen).

Menurut Nazia Munir dan Ray Clarke dalam Ear, Nose, and Throat at A Glance (2013), gejala cedera pada gendang telinga mungkin berupa kehilangan pendengaran, keluar cairan, atau ketidaknyamanan pada telinga. Kebanyakan kasus dapat sembuh secara spontan dalam waktu sekitar enam pekan dan telinga harus tetap kering sampai cedera itu sembuh. Dalam kasus cederanya tidak sembuh secara spontan, orang perlu mendapat penanganan dokter. 

Hidung

Kasus gawat darurat pada hidung cukup banyak. Hidung yang tertonjok bisa cedera atau patah tulang. Mimisan pada malam hari  juga banyak ditemui. Pada anak, mimisan terjadi di bagian depan, sementara pada orang dewasa, mimisan umumnya terjadi karena hipertensi, yang membuat pembuluh darah pecah. Kemasukan benda asing ke dalam hidung juga termasuk kondisi darurat. Kemasukan benda asing bisa berbahaya dan membuat bolong indra penciuman ini. 

Hidung sangat rentan terhadap cedera karena posisinya yang menonjol di wajah. Munir dan Clarke mencatat bahwa gejala cedera hidung dapat berupa epistaksis (pendarahan hidung)  atau gangguan saluran napas pada hidung. Luka pada jaringan lunak hidung harus dirawat dan dibersihkan. Jika terjadi abrasi atau luka terbuka, sebaiknya dibiarkan terbuka untuk penyembuhan. Selotip penutup luka sederhana dapat digunakan untuk menutup luka goresan kecil. Adapun luka yang lebih besar harus dijahit. Untuk memastikan kondisinya, penderita harus memeriksakannya ke dokter.

Menurut Munir dan Clarke, pendarahan sering terjadi pada cedera hidung. Sebagian besar kasus dapat diselesaikan dengan tindakan konservatif, misalnya dengan tekanan langsung. Jika pendarahan itu karena hidung patah, maka reduksi tertutup mungkin diperlukan untuk menghentikan pendarahan. Reduksi tertutup adalah prosedur untuk memulihkan tulang yang patah atau bergeser tanpa operasi. Tulang yang patah dikembalikan pada tempatnya, yang memungkinkannya untuk tumbuh kembali. Tindakan ini paling baik dilakukan sesegera mungkin setelah tulang patah. Dalam kasus pendarahan yang terus menerus, tampon hidung diperlukan untuk menghentikan pendarahan.

Tenggorok

Kemasukan benda asing atau ketulangan atau tersangkut duri ikan atau tulang pada kerongkongan adalah kasus darurat pada organ tenggorok. Ada pula abses di leher dalam tenggorok, yaitu berkumpulnya nanah yang dapat menekan jalan napas sehingga membuat sesak napas. “Di leher banyak otot longgar dan nanah terus mengisi kompartemen tanpa kita sadari. Ini bikin sesak dan harus segera dievakuasi,” Ayu menjelaskan.

Kegawatdaruratan lain adalah sumbatan di jalan napas, misalnya akibat tumor atau kemasukan benda asing seperti bakso. Difteri juga menjadi kegawatdaruratan di tenggorok karena sifatnya progresif  dan dapat menghambat jalan napas.

Untuk kegawatdaruratan THT, Ayu menyarankan agar pasien segera ke dokter untuk ditangani dengan alat yang tepat, seperti alat untuk mengambil duri atau benda asing di hidung dan telinga. Ayu berpesan, apabila kemasukan benda asing agar jangan mencoba diambil dengan mengorek-ngoreknya. 

“Pasien biasanya datang dalam kondisi (telinga atau hidung) berdarah dan bengkak akibat mengorek benda asing di dalamnya. Jadi, harus ditunggu sampai tidak bengkak lagi, baru dapat (diambil) benda asingnya, ” ujar Ayu. M

Pasien di instalasi gawat darurat bisa datang dengan keluhan tertusuk atau kemasukan benda asing seperti baterai jam dan serangga.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *