
Wanita kelahiran Merauke ini menjadi Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat pertama yang bukan berasal dari kalangan pegawai negeri sipil di Kementerian Kesehatan. Menjadi dokter berkat pesan sang ayah.
Saat dilantik menjadi Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat pada 4 Maret 2022 oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dr. Maria Endang Sumiwi, MPH mendapat amanah mengawal transformasi sistem kesehatan, utamanya pilar pertama yaitu transformasi layanan primer.
Wanita kelahiran Merauke, 19 Januari 1976 itu mengatakan sedang menyusun konsep layanan primer yang mewakili 3 hal. Yang pertama adalah mengintegrasikan layanan berdasarkan siklus hidup.
“Kami menginginkan di puskesmas nanti 4 klaster saja. Klaster manajemen, klaster siklus hidup ibu sampai remaja, klaster usia produktif sampai lansia, lalu klaster untuk menghentikan penularan penyakit,” kata dokter yang akrab disapa Endang itu saat ditemui Mediakom pada 16 Juni 2022.
Konsep kedua adalah tentang jangkauan. Ia menyebutkan, dengan jumlah penduduk Indonesia yang sedemikian besar, jumlah puskesmas di Indonesia masih jauh dari optimal.
“Saat ini kita cuma punya 10.292 puskesmas untuk melayani 270 juta penduduk Indonesia untuk public health,” ujar dia.
Endang membandingkan kondisi ini dengan negara tetangga, Thailand, yang memiliki 10 ribu puskesmas dengan penduduk 70 juta jiwa. “Penduduk Indonesia 4 kalinya, tapi kita cuma punya 10 ribu puskesmas. Jadi, ini enggak akan bisa menjangkau semua dengan public health intervention,” tuturnya.