Cegah Stunting Sejak Calon Pengantin

Pencegahan stunting sudah dimulai dari calon pengantin karena ibu yang kurang gizi akan melahirkan anak kurang gizi. Paling tidak tiga bulan sebelum kehamilan status gizinya sudah baik.
Pemahaman mengenai stunting atau gagal tumbuh kembang pada anak harus sudah dimiliki pasangan yang ingin menikah. Calon pengantin haruslah memiliki gizi yang baik agar anak yang mereka hasilkan nanti juga bergizi baik. “Berarti mereka perlu mawas diri apakah saya sebagai bapak atau sebagai ibu memiliki kondisi kesehatan yang baik,” kata Hardinsyah, Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor, dalam Kementerian Kesehatan Podcast pada 31 Januari lalu.
Misalnya, kata Hardinsyah, bila tubuh merasa mudah letih dan lesu serta wajah sering pucat, maka tubuh mungkin mengalami gejala kurang darah atau anemia. Jika calon pengantin tidak mampu memahami kondisi tubuhnya sendiri, Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia (Pergizi Pangan Indonesia) itu menyarankan agar mereka melakukan konsultasi ke fasilitas layanan kesehatan terdekat, seperti pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), klinik, atau rumah sakit.
Calon pengantin harus merancang langkah-langkah perbaikan kesehatan sesuai kebutuhan gizi masing-masing. Jika status gizi dan kesehatan baik, maka mereka perlu mempertahankan kondisi tersebut dengan pola hidup sehat. Sebaliknya, jika kondisi tidak baik, misalnya ada gangguan penyakit, maka mereka konsultasi ke dokter mengenai langkah apa yang harus dijalani.
Calon ibu hamil memerlukan waktu 75 hari untuk mempersiapkan sel telur. “Paling tidak tiga bulan sebelum kehamilan itu status gizinya sudah baik sehingga sel telurnya berkualitas. Jadi, bukan besok mau menikah, mau hamil, kemudian hari ini siap-siap, nggak cukup, ya. Perlu (persiapan) sejak tiga bulan sebelumnya,” kata Hardinsyah.
Elfina Rachmi, dokter spesialis gizi di Rumah Sakit Umum Persahabatan, menyatakan, status gizi buruk dapat membentuk siklus, mulai dari seorang anak yang kurang gizi yang akan tumbuh menjadi remaja kurang gizi. Remaja ini menjadi calon ibu yang, jika masuk ke fase hamil, tentu akan mengalami kurang gizi pula sehingga kembali melahirkan anak kurang gizi. “Siklus ini akan terus berputar jika tidak dihentikan,” kata Elfina dalam Talkshow Keluarga Sehat di Radio Kesehatan pada Selasa, 28 Juni lalu.
Setiap fase kehidupan tersebut memiliki peran yang menyebabkan terjadinya stunting karena, kata Elfina, kebutuhan gizi di setiap fase itu berbeda-beda. Apabila di salah satu fase mengalami kurang gizi, maka akan berpengaruh pada fase berikutnya.