Berdamai dengan Rasa Nyeri

Penderita plantar fasciitis tetap harus menjalankan olahraga meski tumit terasa nyeri. Olahraga minimal 3 kali seminggu agar hasilnya optimal.
“Kamu saya rujuk ke dokter rehab medik, dr. Yuni, ya, untuk pengobatan plantar fasciitis-nya,” ujar dr. Evi, salah seorang dokter umum di Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) Kementerian Kesehatan, Jakarta. Saya pun dirujuk ke dr. D. Wahyuni, Sp.KFR, dokter rehabilitasi medik di UPK itu.
“Yang mana yang sakit di tumitmu? Di kedua telapak kaki? Yang ini, ya?” dr. Yuni bertanya saat memeriksa kedua tumit saya yang sudah dua tahun ini nyeri dengan terapi ultrasonik. Secara sederhana dia menjelaskan di kedua tumit saya telah tumbuh jaringan tulang rawan yang menyebabkan nyeri kaki saat menapak.
Dia mengatakan plantar fasciitis timbul karena penggunaan alas kaki yang tidak tepat selama bertahun-tahun dan bobot tubuh yang berlebih atau kegemukan. “Jadi, telapak kaki kamu bekerja berat menahan bobot tubuh yang gemuk. Diet ya, pakai sepatu atau alas kaki yang empuk dan rutin berolahraga ringan juga,” tutur dr. Yuni.
Kemudian dia mengarahkan saya menjalani fisioterapi dengan extracorporeal shock wave therapy yang menggunakan gelombang suara energi tinggi selama 6 kali berturut-turut.
Faktor Risiko dan Tips Meredakan Plantar Fasciitis
Mengutip situs Mayo Clinic, plantar fasciitis adalah rasa nyeri di tumit karena terjadi peradangan pada plantar fascia (jaringan yang membentang di telapak kaki yang menghubungkan dari tulang tumit hingga jari kaki). Meskipun plantar fasciitis dapat berkembang tanpa penyebab yang jelas, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko yang dapat menyebabkan hal ini, antara lain:
-Usia antara 40 dan 60 tahun.
-Jenis olahraga tertentu, seperti lari jarak jauh, balet, dan tarian aerobik.
-Masalah pada kaki, yaitu tipe telapak kaki rata dan lengkungan tinggi.
-Kegemukan atau obesitas, kelebihan berat badan yang menekan berlebihan pada plantar fascia.
-Pekerjaan yang membutuhkan seseorang berdiri dalam waktu lama, seperti pekerja pabrik, guru, dan lain-lain.