Sayur Besan, Warisan Unik Budaya Betawi

Sayur besan menjadi salah satu makanan Betawi yang banyak diburu orang. Bahan baku utamanya tergolong langka.
Penulis: Utami Widyasih
Budaya Betawi memiliki keragaman kuliner lezat dan unik. Keragaman itu merupakan hasil dari akulturasi dengan kebudayaan daerah lain seperti Sunda, Jawa, Bugis, dan Bali. Etnis Tionghoa, Melayu, Arab, Portugis, dan Belanda juga memiliki andil dalam pembentukan budaya Betawi. Tak mengherankan bila budaya Betawi, termasuk tradisi kulinernya, memiliki kekayaan nilai, sejarah, dan filosofi.
Salah satu makanan khas Betawi yang banyak dicari orang adalah sayur besan. Seperti namanya, sayur ini kerap menjadi sajian wajib pada acara lamaran atau pernikahan adat Betawi. Besan pada Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti hubungan keluarga antara dua orang tua yang terjadi karena perkawinan di antara anak mereka.
Filosofi Sayur Besan
Dian Rizki Ramadhan dalam jurnalnya berjudul “Potensi Sayur Besan Sebagai Daya Tarik Wisata Warisan Gastronomi Betawi di DKI Jakarta” menyebutkan sayur besan biasa dihidangkan oleh masyarakat Betawi pada saat acara lamaran dan akad nikah.
“Sayur ini melambangkan penghargaan kepada sang besan yaitu orang tua dari masing-masing pengantin, sehingga menjadikan sayur ini bernama sayur besan,” tulis Dian.
Menurut Dian, sayur besan dijadikan tande putus yaitu balasan hantaran yang diberikan orang tua calon mempelai wanita kepada calon mempelai pria pada prosesi lamaran.
Tidak hanya namanya yang khas, bahan baku utama sayur besan juga tergolong langka yaitu terubuk atau biasa disebut bunga tebu. Harga satu ikat terbuk bisa mencapai Rp 80 ribu.