Galat basis data WordPress: [Duplicate entry '8388607' for key 'wpv2_visitors_stat.id']
INSERT INTO `wpv2_visitors_stat` (`time`, `ip`) VALUES ('1685756182', '35.172.111.47')

Agar Karyawan Hidup Seimbang » MediaKom
Januari 2023Media Utama

Agar Karyawan Hidup Seimbang

Menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan menjadi isu kesehatan mental yang belakangan ini mengemuka. Bagaimana perusahaan membangun iklim yang mendukung.

Pada hari kesehatan jiwa sedunia tahun 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengangkat tema “Menjadikan Kesehatan Mental dan Kesejahteraan untuk Semua sebagai Prioritas Global” sebagai kampanye untuk meningkatkan kesadaran pentingnya kesehatan mental. Menurut WHO, salah satu isu kesehatan mental yang perlu mendapat perhatian berada di tempat kerja karena 15 persen orang usia kerja diperkirakan mengalami gangguan jiwa pada tahun 2019. Selain itu, secara global diperkirakan 12 miliar hari kerja hilang setiap tahun karena depresi dan kecemasan dengan kerugian mencapai US$ 1 triliun per tahun akibat hilangnya produktivitas.

Salah satu isu kesehatan mental di tempat bekerja yang belakangan ini mengemuka adalah seruan “hidup-kerja seimbang” (work life balance) bagi para karyawan. Menurut Miranty Novia Wardhani, S.Psi., psikolog dari Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor, hidup-kerja seimbang merupakan pandangan seseorang untuk mengharmoniskan atau menyeimbangkan antara kerja dengan kehidupan pribadi.

“Kenapa kita tidak bisa hidup-kerja yang seimbang? Karena saat di kantor kita memikirkan hal lain, bisa yang di rumah, cicilan belum lunas, atau apa. Jadinya tidak fokus, yang akhirnya capaian pekerjaan jadi nggak maksimal. Begitu juga ketika kita pulang ke rumah justru memikirkan pekerjaan,” kata Mira ketika ditemui Mediakom pada Kamis, 19 Januari lalu.

Nanang Supriatna, manajer sumber daya manusia di sebuah media daring nasional, mengatakan, hidup-kerja seimbang  tidak hanya persoalan jam kerja saja yang perlu diperhatikan perusahaan tapi ada banyak hal yang bisa disiasati agar karyawan nyaman bekerja. Perusahaan, kata Nanang, sebaiknya tidak hanya memikirkan soal keuntungan saja, tapi juga bersedia menyediakan sarana kerja yang dibutuhkan karyawan.

“Bagaimana hal-hal lain di luar pekerjaan diakomodasi. Misalnya, perusahaan rutin membuat pertandingan futsal, bikin grup band, menyediakan fasilitas gym di kantor. Itu bagian dari membangun kehidupan yang seimbang,” ujarnya kepada Mediakom pada Kamis, 12 Januari lalu.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *