Cegah Stunting dengan Pemenuhan Asupan Protein Hewani pada Anak

Presiden Joko Widodo menaruh perhatian besar pada pencegahan stunting. Menurut Presiden Jokowi, stunting bukan hanya urusan tinggi badan tetapi yang paling berbahaya adalah rendahnya kemampuan anak untuk belajar, keterbelakangan mental, dan munculnya penyakit-penyakit kronis. Presiden menyampaikan hal tersebut saat menghadiri Rapat Kerja Nasional BKKBN yang berlangsung pada 25 Januari 2023.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, stunting disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya karena kurangnya asupan penting seperti protein hewani dan nabati serta zat besi sejak sebelum sampai setelah kelahiran. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kementerian Kesehatan mengampanyekan pentingnya pemberian protein hewani kepada anak, utamanya anak usia di bawah 2 tahun.
“Setelah bayi berusia 6 bulan, harus rajin melakukan pengukuran karena, selain ASI eksklusif, juga ada makanan tambahan. Kalau kurang protein hewani, anaknya bisa stunting. Protein hewani ini seperti susu, telur, ikan dan ayam,” ujar Menkes sebagaimana dikutip dari rilis Kemenkes.
Menkes mengatakan cara tersebut efektif mencegah stunting pada anak karena protein hewani mengandung zat gizi lengkap seperti asam amino, mineral, dan vitamin yang penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Menkes berharap pada peringatan Hari Gizi Nasional 2023 yang mengusung tema “Protein Hewani Cegah Stunting” dengan slogan “Protein Hewani Setiap Makan” dan “Isi Piringku Kaya Protein Hewani” menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan upaya pencegahan stunting melalui pemenuhan gizi seimbang pada anak.
“Tidak hanya memberikan protein hewani pada anak, berat dan tinggi badan anak juga harus dipantau secara berkala di posyandu. Ini penting untuk melihat keberhasilan intervensi sekaligus upaya deteksi dini masalah kesehatan gizi sehingga tidak terlambat ditangani,” tutur Menkes.
Dalam Rapat Kerja Nasional BKKBN, Kemenkes memaparkan kondisi stunting di Indonesia. Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022. Adapun Presiden Jokowi menargetkan agar prevalensi stunting di Indonesia dapat mencapai 14 persen pada 2024.
“Oleh sebab itu target yang saya sampaikan 14 persen di tahun 2024 ini harus bisa kita capai. Saya yakin dengan kekuatan kita bersama semuanya bisa bergerak. Itu bukan angka yang sulit dicapai asal semuanya bekerja bersama-sama,” kata Presiden Jokowi.