Galat basis data WordPress: [Duplicate entry '8388607' for key 'wpv2_visitors_stat.id']
INSERT INTO `wpv2_visitors_stat` (`time`, `ip`) VALUES ('1695401098', '3.236.237.61')

Pamer Kemewahan di Dunia Maya » MediaKom
Januari 2023Lentera

Pamer Kemewahan di Dunia Maya

Sejumlah orang menggunakan media sosial sebagai ajang menunjukkan kelebihan yang dimilikinya atau flexing. Upaya menarik perhatian dengan flexing akan berdampak negatif.

Kemajuan teknologi mampu mendatangkan manfaat, salah satunya adalah mendekatkan jarak seperti orang kini dapat melihat langsung lawan bicaranya lewat panggilan video (video call). Perkembangan teknologi juga diikuti dengan hadirnya berbagai platform media sosial yang mulanya dimanfaatkan sebagai sarana untuk mencari kawan lama ataupun pertemanan baru. 

Seiring berjalannya waktu, orang memanfaatkan media sosial untuk berbagai hal, salah satunya adalah membagikan aktivitas keseharian, baik ketika bekerja, bersama keluarga, maupun sedang liburan. Ada juga yang menggunakan media sosial sebagai ajang untuk menunjukkan kelebihan yang dimilikinya atau pamer kemewahan, yang belakangan populer dikenal dengan flexing.

Menurut Cambridge Dictionary, flexing adalah tindakan untuk menunjukkan sesuatu yang dimiliki tetapi dengan cara yang dianggap orang lain tak menyenangkan. Sementara kamus MerriamWebster mengartikan flexing sebagai tindakan memamerkan sesuatu yang dimiliki secara pribadi dengan cara lebih mencolok. Sedangkan Rhenald Kasali mengatakan, flexing merupakan sebuah istilah yang memiliki arti pamer kemewahan dan biasanya dijumpai di sejumlah media sosial, seperti Instagram, TikTok, Youtube, dan lainnya.

Lantas yang menjadi pertanyaan adalah mengapa orang melakukan flexing? Dosen psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMS), Dewi Ilma Antawati, dalam tulisan yang dipublikasikan di situs web UMS menyebutkan ada beberapa alasan seseorang melakukan flexing. Pertama, berdasarkan ilmu psikologi sosial, disebutkan memamerkan sesuatu yang dimiliki sebagai bentuk menunjukkan status sosial yang diharapkan dapat menarik perhatian sehingga memperluas pergaulan.

Alasan kedua, ditinjau dari sudut pandang psikologi klinis, flexing berkaitan dengan rasa tidak aman (insecurity) yang dimiliki seseorang sehingga mendorongnya untuk menunjukkan apa yang menurutnya merupakan keunggulannya dibanding orang lain.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *